Sisca......
Dalam heningku ini di pekat malam tanpa bintang, hanya perasaan ini sesak ku rasakan bila harus mengingatnya. Berapa lama lagi aku harus merasakan sakit yg begitu menyiksa bila aku teringat padanya?? Dan seberapa kuat mataku ini untuk menahan cucuran air mata??
Kapan hal ini berakhir?? Kapan aku bisa temukan sosok selain dirinya??
Mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yg selalu menghujam perasaanku ketika sakit itu.
Apa sih arti dewasa dan kesakitan yg aku alami?? Apakah sakitku ini bukan bagian dari kedewasaanku??
Dan apakah aku harus meyalahkan perasaanku yg sesungguhnya? Ku rasa itu tidak mungkin.
Suatu saat nanti aku pun yakin bahwa aku bisa melupakan dia namun aku tak yakin itu akan terlupakan semua. Begitupun kenangan indah yg telah terukir di antara kita. Bahkan sedihpun pernah kita lalui bersama.
25 januari adalah 5 hari sebelum ulang tahunku. Itulah slah satu hal yg sangat berkesan bagiku. Bagaimana tidak, karena orang yg aku sayang memiliki kesamaan yg hampir sama. Namun mungkin justru perbedaanlah yg sangat membuat rasa sayang dia perlahan sirna.
Aku tak ingat dulu pada hari apa, bulan berapa dan tahun berapa saat ku ucap kata putus darinya. Bahkan aku tak pernah sadari akan seperti ini jadinya.
Jujur mungkin pada saat itu cuma kekesalan saja karena perkataan dan pertanyaanku selalu saja tak ada respon.
Hingga detik ini aku selalu berharap "Yaa TUHAN bila aku di beri kesempatan melihat dia menangis untukku buat yg terakhir maka pada saat saat itu akan ku berikan dia bunga mawar putih sebagai lambang persahabatan. Dan akan ku lumuri mawar putih itu dengan darahku sebagai bukti bahwa aku cinta dia sampai aku mati.
Mungkin aku akan tenang karna pembuktian cinta itu.
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?